Cara Riset Keyword yang Baik dan Benar Untuk SEO
Table of Contents
Kalau bicara tentang SEO, pasti masih banyak yang kebingungan, dan mungkin Anda salah satunya. Oleh sebab itu, kali ini kami akan membahas cara riset keyword untuk pemula dan advance SEO dengan lengkap.
Optimasi ini penting guna mendatangkan lebih banyak traffic ke situs Anda, yang tentunya juga akan menghadirkan berbagai keuntungan untuk bisnis apapun yang dijalankan dan dipublikasikan melalui website tersebut.
Apa Perbedaan SEO dan SEM?
Selain lewat SEO, traffic juga bisa didatangkan lewat SEM atau Search Engine Marketing. Perbedaan nya, jika SEO merupakan jalan ‘organik’ yang diakali dengan keywords, maka SEM adalah jalan ‘anorganik’ yang mengharuskan Anda mengeluarkan biaya iklan untuk situs yang dimiliki.
Website yang menggunakan SEM biasanya akan tampil di urutan teratas Google. Namun, tak jarang juga website yang hanya menggunakan SEO dengan kata kunci yang tepat bisa masuk ke halaman 1 Google dan menempati peringkat atas. Lantas, bagaimana cara menentukan keywords untuk SEO? Simak uraian nya berikut ini.
Apa itu Keywords dalam SEO
Keywords SEO adalah sebuah istilah dalam konten daring seperti web, landing page, atau artikel, yang berperan dalam meningkatkan peringkat situs pada mesin pencari menggunakan kata-kata yang banyak dicari oleh internet users.
Kata kunci dapat disematkan dalam judul, paragraf awal teks, URL, judul gambar, maupun di bagian konten lainnya. Selain itu, keywords bisa terdiri dari satu sampai beberapa kata (Long Tail Keywords).
(Area Keywords yang di Scan oleh Google)
Anda bisa menempatkan keyword di mana saja seperti di dalam judul, konten, bahkan gambar. Untuk menaruh kata kunci di gambar, Anda hanya perlu mengganti nama file gambar yang akan diunggah nantinya.
Beri nama sesuai keyword yang Anda temukan, dan gambar tersebut besar kemungkinan akan tampil di Google Images. Hal ini bisa mendatangkan traffic dari jenis users yang lebih sering melihat gambar di Google sebelum membaca langsung ke artikel.
Mengapa SEO Keywords sangat Penting?
Tahukah Anda? Tidak akan ada optimasi Search Engine tanpa adanya kata kunci. Saat konten dioptimalkan menggunakan kata-kata atau frasa yang banyak dicari oleh orang-orang, maka besar kemungkinan situs Anda akan naik ke peringkat yang lebih atas.
Kelak, jika sudah menemukan daftar keywords yang tepat, Anda bisa melakukan beberapa hal seperti:
- Menentukan style situs Anda
- Merencanakan Landing Page untuk produk atau kategori tertentu
- Membuat konten tertulis maupun video untuk disimpan di situs
- Mengoptimalkan LP dan Sales Page
Matrix dalam Riset Keywords
Istilah Metrik atau Matrik sebenarnya sudah banyak digunakan dalam berbagai bidang, seperti sastra, matematika, dan teknologi. Dalam riset kata kunci, metrik dapat diartikan sebagai ‘tolak ukur’ untuk menentukan keywords yang tepat.
Ada beberapa hal yang bisa dijadikan metrik dalam mencari maupun menentukan kata kunci untuk SEO pada situs Anda. Di bawah ini beberapa contoh dan penjelasannya.
1. Search Volume
Search volume atau volume pencarian adalah metrik pertama yang bisa Anda gunakan. Singkatnya, SV merupakan keterangan mengenai berapa banyak internet users menggunakan kata-kata tertentu untuk mencari sesuatu di Internet.
Biasanya, volume pencarian diakumulasikan per bulan. Misalnya sebuah keywords menunjukkan angka 50.000, itu artinya dalam 1 bulan kata-kata tersebut dicari sebanyak 50.000 kali.
Anda bebas menentukan berapa SV yang diinginkan. Sementara, untuk mengetahui volume pencarian, gunakan tools yang sesuai.
(Search Volume)
Gambar di atas menunjukan contoh volume pencarian di Google selama kurun waktu satu bulan (nov, 2021). Setiap keyword membahas topik berbeda yang sedang ‘trending’ di masyarakat, sehingga internet users banyak mencarinya.
2. Keyword Difficulty
Sesuai dengan namanya, keyword difficulty atau tingkat kesulitan keyword adalah metrik yang menunjukkan tingkat kesulitan sebuah kata kunci untuk berada di halaman pertama hasil pencarian.
Biasanya, ukuran keyword difficulty berkisar antara 1-100. KD juga dapat menentukan berapa banyak backlink (link yang perlu Anda sisipkan pada beberapa kata/frasa tertentu atau pada source lainnya).
Lalu, berapa banyak batasan KD yang bisa digunakan?
Jika situs yang Anda miliki adalah website baru dan belum memiliki banyak pengunjung, sebaiknya gunakan sesedikit mungkin keyword difficulty. Namun, jika situs Anda sudah memiliki authority tinggi alias besar traffic nya, menggunakan KD yang cukup banyak mungkin bukan masalah.
Hal ini penting dipertimbangkan karena semakin tinggi nilai KD, maka akan semakin sulit untuk bersaing di halaman satu Google.
(keywords difficulty)
Sebagai contoh, dalam sebuah tools kita ingin mencari keyword difficulty untuk kata kunci bahasa Indonesia. Saat pilihan keyword dimasukkan, muncul angka seperti di atas.
Maka, itu tandanya keyword yang kita pilih ‘aman’ untuk digunakan dalam konten website, baik tulisan, gambar, maupun video. Jika KD melebihi garis kedua, Anda disarankan mencari keyword pengganti.
3. Keyword Suggestion
Anda pasti pernah bahkan sering mencari sesuatu di Search Engine seperti Google, bukan?
Saat bermaksud menemukan satu hal, Google akan menyarankan beberapa hal yang terkait dengan maksud pencarian Anda. Itulah yang disebut Keyword Suggestion atau saran kata kunci.
Fungsi dari KS ini bagi internet user adalah untuk menemukan hal yang lebih pasti jika tidak memiliki kata kunci yang benar.
Sedangkan, untuk Anda yang sedang belajar atau sudah berprofesi sebagai ahli SEO, fitur ini dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pencarian dan pemilihan keywords. Bagaimana caranya?
(Keywords Suggestion)
Selain memanfaatkan Tools, Anda juga boleh menggunakan fitur yang satu ini. Dengan mengetikkan 1-2 kata di kolom pencarian Google, Anda bisa mendapatkan banyak frasa lain yang terkait dengan kata tersebut.
Dari saran-saran tersebut, Anda bisa memasukkan beberapa pilihan saran ke dalam tools dan melihat saran mana yang paling banyak dicari atau yang memiliki tingkat keyword difficulty rendah.
Berikutnya, Anda dapat menerapkan kata-kata kunci tersebut ke dalam konten daring situs seperti artikel, gambar, atau video.
4. SERP (Search Engine Result Page)
Seluruh kata kunci yang digunakan oleh pengguna internet kemudian akan bermuara pada Search Engine Result Page atau yang biasa disingkat SERP.
SERP adalah hasil pencarian yang muncul dalam mesin pencari setelah Anda memasukkan beberapa keywords. SERP terdiri dari banyak halaman, namun halaman 1 Google adalah yang diincar oleh para SEO dan Website Owner.
Hal tersebut dikarenakan halaman-halaman selanjutnya seperti halaman 2, 3, dan seterusnya jarang dibuka oleh internet users. Ini dipengaruhi oleh kebutuhan terhadap informasi yang serba cepat. Jadi, apa yang tersaji pertama, itulah yang ‘dilahap’.
(Search Engine Result Page)
Sebagai contoh, jika Anda ingin mengetahui sejarah dari kota Bandung (entah untuk kebutuhan tugas, riset, dan lainnya), maka Anda akan mengetikkan keyword “sejarah kota bandung” di kolom pencarian Google.
Dalam waktu sepersekian detik, Google akan menampilkan sekitar sepuluh situs teratas yang memuat kata kunci “sejarah”, “kota”, dan “Bandung” atau “sejarah kota bandung” dalam konten mereka, baik yang berbentuk artikel, gambar, maupun video. Semua itulah yang kemudian disebut sebagai SERP.
Jangan Lupakan Search Intent
Selain keempat metrik di atas, ada satu yang tidak boleh Anda lupakan, yaitu search intent. Apa itu search intent? Sesuai namanya, ‘maksud pencarian’ atau search intent adalah tujuan utama pengguna internet berselancar di Google.
Misalkan, Anda membuka Google saat terlintas tentang keingintahuan mengenai suatu hal, kemudian memasukkan beberapa kata kunci di kolom pencarian. Search intent sendiri dibagi menjadi empat jenis, berikut penjelasannya.
1. Informational
Jenis search intent yang pertama dan paling umum dicari adalah Informational atau pencarian yang dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang suatu hal.
Search Intent Informational dapat diidentifikasi saat Anda mencari sesuatu dengan beberapa awalan seperti “apa itu..”, “… adalah”, “Bolehkah…”, “Kenapa…” dan lain sebagainya. Contohnya seperti beberapa keywords berikut ini.
“Apa itu SEO”
“SEO Adalah”
“Bolehkah Ibu Hamil minum jamu”
“Kenapa cuaca sekarang tidak menentu”
Pengguna internet yang mencari hal-hal tersebut di Google bermaksud mendapatkan informasi tentang hal terkait. Terlepas dari penting atau tidak nya informasi tersebut, user tetap akan mengklik halaman teratas yang paling relevan dengan maksud pencariannya.
2. Navigational
Navigasi dalam SEO bukan berupa petunjuk arah ke suatu tempat atau alamat, melainkan petunjuk langsung ke suatu situs.
Misalnya, Anda ingin mengunjungi website resmi suatu perusahaan yang ingin dilamar. Namun, Anda tidak mengetahui domain dari situs perusahaan tersebut. Alih-alih, Anda akan memasukkan nama perusahaan itu dan mengklik pada domain yang kiranya paling akurat.
(Navigational Search Intent)
Contoh lain, saat ingin log in ke Facebook via PC, kebanyakan pemilik akun FB pasti lebih memilih menulis “Facebook”, “FB login”, atau “login facebook” ketimbang mengetik “facebook.com”, bukan?
Hal ini karena mereka kemungkinan tidak mengetahui domain nya, atau justru karena mereka tahu meskipun mereka hanya mengetikkan “FB” di kolom pencarian Google, maka laman resmi Facebook tetap akan muncul di SERP.
Itulah yang dimaksud navigation search intent. Sayangnya, menggunakan SI jenis ini tidak begitu disarankan untuk Anda yang baru membangun situs atau belum memiliki traffic sebanyak situs-situs besar.
3. Commercial investigation
Anda pasti pernah berada dalam situasi seperti ini: ingin membeli barang secara online tapi belum tahu berapa harga termurah dan toko mana yang paling trusted untuk didatangi.
Maka, Anda akan mulai membuka browser dan mencari dengan beberapa kata kunci seperti, “harga HP Samsung A52 2021”, “Samsung A5 harga”, dan semacamnya.
Kemudian, setelah menemukan beberapa situs, Anda mulai membandingkan harga yang dimuat di situs atau toko satu dengan yang lainnya. Hal seperti itulah yang dinamakan Commercial Investigation Search Intent.
4. Transactional
Terakhir, dan hampir mirip dengan jenis search intent yang sebelumnya adalah Transactional Search Intent.
Jika sebelumnya Anda hanya melakukan pencarian sebatas survey harga, maka mari katakan kali ini Anda sudah siap membeli barang tersebut dengan budget yang disesuaikan. Maka kemungkinan besar inilah yang akan Anda ketikkan di kolom pencarian:
“Beli Samsung A52 2021”
“Harga Samsung A52 2021”
“Samsung A52 2021”
Setelah itu, biasanya Anda akan mengklik tombol “belanja/shop” yang disediakan oleh Google dibagian paling atas SERP. Nantinya, Google akan menuntun Anda ke beberapa situs online shop tertentu, barulah transaksi bisa dilakukan
Fokus pada Long Tail Keywords
Ada banyak sekali istilah yang harus dipahami pada per-SEO-an, terutama jika Anda masih seorang pemula. Salah satu istilah lain yang perlu Anda ketahui seputar SEO adalah Long Tail Keywords. Sebelumnya, kami sudah menyebutkan sekilas mengenai LTK di bagian atas, tapi kini akan dijelaskan secara lebih detail.
Tentang Long Tail Keywords
Long Tail Keywords adalah kata kunci yang berisikan tiga kata atau lebih, bisa berupa frasa atau bahkan kalimat. Sebagian search intent yang umum mungkin hanya memerlukan satu dua kata untuk bisa sampai di SERP yang diinginkan.
Namun, pada beberapa kasus, diperlukan kata kunci yang lebih panjang untuk mendapatkan hasil penelusuran yang lebih spesifik.
Sebagai contoh, Anda sedang mengalami sakit kepala dan ingin tahu penyebab serta cara mengatasinya. Jika Anda hanya menuliskan “sakit kepala” di Google, maka hasil yang didapatkan akan sangat umum dan Anda kemungkinan harus mencari ulang.
Namun, jika menuliskan “kenapa kepala belakang sakit”, Anda akan langsung diarahkan pada situs-situs atau artikel yang memuat jenis-jenis sakit kepala, penyebab, dan cara mengobatinya. Begitu jika dilihat dari sudut pandang internet users.
Pentingnya Long Tail Keywords untuk SEO
Dari kasus diatas, bayangkan jika Anda ingin membuat konten website yang spesifik seperti artikel dengan judul “Ketahui Jenis-jenis Sakit Kepala dan Cara Mengobatinya” tapi Anda tidak memasukkan keywords yang diperlukan dalam artikel tersebut. Tentunya, artikel itu akan ‘tenggelam’ ke halaman lain Google.
Misalnya, Anda hanya memasukkan potongan kata seperti “Jenis-jenis”, “Sakit Kepala”, dan “Cara Mengobati” alih-alih menyisipkan LTK seperti “alasan kenapa kepala belakang terasa sakit” atau “Jenis 2: Sakit Kepala Bagian Belakang” atau “cara menghilangkan sakit kepala belakang”.
Padahal, semakin banyak, panjang, dan relevan keywords yang dimasukkan, maka semakin besar pula kesempatan situs Anda berada di halaman 1 Google. Itulah pentingnya Long Tail Keywords dalam SEO.
Cara Riset Keywords
Keywords merupakan penentu apakah SEO campaign yang Anda buat akan berhasil, atau malah tidak berhasil sama sekali. Sekarang, setelah mengetahui apa itu keywords dalam SEO dan metrik yang dibutuhkan, mari bahas tentang cara riset keywords untuk SEO.
Ada empat urutan cara yang dapat Anda tempuh untuk mencari tahu kata kunci apa saja yang cocok diterapkan pada konten website. Simak penjelasan dan contoh-contohnya berikut ini.
1. Buat List Keyword
Hal pertama yang harus Anda lakukan dalam meriset kata kunci adalah mencari sebanyak-banyaknya keywords itu sendiri. Pada tahap ini, Anda tidak perlu memikirkan apakah keyword yang didapatkan cukup efektif atau tidak.
Anda juga tidak perlu memikirkan dulu tentang persaingan dengan benchmark lain selama mengumpulkan keywords. Sementara itu, buatlah list atau daftar dari keywords yang sudah Anda temukan.
Untuk mencari kata kunci, Anda bisa menggunakan tools yang mempermudah proses pencarian seperti Google Keyword Planner. Cara nya akan kami jelaskan secara lebih lanjut nanti.
2. Cari Istilah / Kata yang Jarang Digunakan Kompetitor
Setelah mendapatkan banyak sekali kata kunci di list keywords Anda, maka ini saatnya untuk memilah kembali kata-kata tersebut
Mulailah memilih kata-kata kunci yang memiliki tingkat kompetitor rendah atau yang jarang digunakan oleh kompetitor dan benchmark Anda. Caranya, gunakan aplikasi MOZ atau MOZbar. Kami akan jelaskan lebih lanjut di bahasan berikutnya.
Di tahap ini pula, sebaiknya Anda memperhitungkan tentang keywords difficulty seperti yang sudah dibahas di atas.
3. Perkiraan CTR Organik dan Search Volume
Selanjutnya, hal yang harus Anda lakukan dalam menentukan keyword yang tepat untuk SEO website adalah memperkirakan CTR dan search volume. Sebelumnya sudah dibahas tentang SV, tapi, apa itu CTR?
Click Through Rate atau yang biasa dikenal dengan CTR adalah rasio jumlah klik terhadap jumlah impresi. Biasanya klik bersumber dari hasil pencarian organik, sehingga sering juga disebut sebagai ‘CTR Organik’.
Penting untuk memperkirakan jumlah CTR dan SV dalam riset keywords. Untuk mendapatkan hasilnya, Anda bisa menggunakan Google Keyword Planner.
4. Pilih Keyword yang sedang Trending
Sesuatu yang trending atau happening pasti selalu mengundang ketertarikan masyarakat maupun netizen, bukan? Oleh sebab itu, dalam memilih keywords SEO pun, gunakan lah kata-kata kunci yang sedang trending untuk kemudian disesuaikan dengan konten situs Anda.
Untuk mengetahui keywords apa saja yang sedang banyak dicari oleh users, Anda bisa menggunakan tools seperti Google Trends.
Tools Gratis untuk Menemukan dan Menentukan Keywords SEO
Anda sudah memahami pengertian keywords dalam SEO, Matriks untuk meriset, serta cara riset kata kunci. Sekarang, mari kita bahas satu per satu tools yang sudah disebutkan sebelumnya beserta contoh cara penggunaannya.
- Google Suggest
Google Suggest merupakan salah alat yang paling sederhana untuk mulai mempelajari keywords SEO. Tools ini, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, sangat berguna jika Anda ingin menentukan keywords apa yang bisa Anda gunakan untuk membahas suatu topik tertentu di website.
Misalkan Anda memiliki produk skincare dan sudah memiliki website untuk produk tersebut. Kemudian, Anda ingin membuat artikel SEO tentang Skincare Alami. Maka, tuliskan beberapa kata di kolom pencarian Google dan Google Suggest pun akan muncul.
Kini, Anda tahu lebih banyak tentang topik serta kata kunci yang sering dicari oleh internet users saat membahas tentang ‘skincare alami’.
Gunakan saran dari Google tersebut untuk membuat judul, nama file foto, atau lainnya yang masih berkaitan dengan konten website Anda.
Tools berikutnya adalah Answer The Public. Seperti namanya, alat riset yang satu ini berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin data tentang apa saja hal yang biasa ‘ditanyakan’ oleh internet users saat berselancar di internet.
Tools ini sangat berguna terutama saat Anda membutuhkan ide konten untuk situs atau website Anda. Selain itu, jika produk atau jasa Anda memiliki media sosial, bisa juga membuat content planner dari ATP.
Cara kerja nya cukup mudah, cukup masukkan 1-2 kata yang ingin Anda telusuri. Misalkan, seperti contoh sebelumnya, kita cari kata ‘skincare’.
AnswerThePublic.com
Kemudian, tekan search dan ATP pun akan mulai mencocokkan kata yang Anda cari dengan keingintahuan user terhadapnya.
Anda bisa memilih ingin mencari ide atau long tail keywords berdasarkan questions (pertanyaan), preposition (kata depan), comparison (perbandingan), alphabetical (sesuai urutan abjad), atau related (yang paling terkait). Contoh nya seperti pada gambar berikut.
AnswerThePublic.com
Setelah mendapatkan banyak pilihan, Anda bisa mulai membuat list keyword mana saja yang akan digunakan.
Tools ini sangat efektif untuk mencari ide konten dan kata kunci. Sayangnya, meskipun bisa digunakan sesuai region, namun bahasa Indonesia belum tersedia, sehingga Anda perlu menerjemahkan terlebih dahulu jika nantinya ingin membuat konten berbahasa Indonesia.
- Platform Online Shop
Berikutnya, ada tools yang mungkin jarang terpikir oleh researcher karena biasanya hanya digunakan untuk transaksi saja. Ya, platform belanja online pun sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk riset kata kunci. Perhatikan gambar berikut.
Platform Online Shop
Jika Anda memiliki produk tertentu, dalam hal ini misalnya Anda adalah produsen bantal yang menjual beberapa jenis bantal. Kalau masih bingung ingin menamai apa produk Anda di marketplace, maka lakukan lah riset di marketplace juga.
Biasanya, jika mencari keywords di marketplace, akan selalu ada satu-dua saran kata dari mesin pencarinya. Misalkan, saat Anda memasukkan kata ‘bantal’ saja, maka saran selanjutnya terdiri dari dua kata seperti ‘bantal tidur’, ‘bantal hamil’, ‘bantal leher’, dan sebagainya.
Namun jika Anda memasukkan dua kata seperti pada gambar di atas, suggestion yang muncul pun akan memiliki long tail keywords. Anda bisa memanfaatkan ini untuk menamai produk Anda di online shop kemudian.
- Google Trends
Salah satu cara dalam meriset kata kunci untuk SEO adalah dengan memilih keyword yang sedang trending, seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Untuk mengetahuinya, gunakanlah tools Google Trend yang disediakan gratis oleh Google.
Banyak fitur yang bisa digunakan dalam tools ini , seperti mengetahui trend keyword terkini, daerah yang paling banyak mencari, waktu kata tersebut paling banyak dan paling sedikit dicari, sampai kueri terkait pencarian kata tersebut.
Google Trends
Sebagai contoh, gambar di atas memuat beberapa keyword yang sedang trending per akhir November 2021. Jika situs Anda memiliki kaitan dengan salah satu kata, maka Anda bisa mengangkatnya menjadi konten di minggu tersebut. Hal itu akan meningkatkan kemungkinan website Anda muncul di halaman pertama.
Selain itu, jika Anda ingin membuat konten spesifik mengenai produk, Google Trend juga bisa menjadi tools untuk mencari tahu topik apa yang sedang trending terkait dengan produk tersebut. Mari ambil contoh produk skincare.
Google Trends
Pada gambar tersebut, jika Anda memasukkan kata kunci ‘skincare’ saja di kolom pencarian, maka munculah hasil seperti di atas. Dari situ, salah satu hal yang bisa diamati adalah banyak user yang mencari “keamanan” dan “harga” dari suatu skincare.
Anda bisa menjadikan contoh hasil tersebut sebagai keywords untuk konten SEO berikutnya. Selain itu, Google Trends juga menyediakan fitur bahasa Indonesia, sehingga Anda tidak perlu repot-repot menerjemahkan terlebih dahulu.
- Google Keyword Planner
Untuk membuat list keywords (sebagai salah satu cara riset kata kunci), Anda bisa memanfaatkan tools gratis seperti Google Keyword Planner. Bukan hanya itu, tool yang satu ini juga dapat digunakan untuk menyusun strategi Ads.
Agar dapat mengakses GKP, pertama-tama Anda harus log in ke akun Google Ads. Jika belum memilikinya, buatlah terlebih dahulu. Jika sudah berhasil masuk, klik pada “keyword planner” di halaman utama.
Kemudian ketikkan satu-dua kata kunci yang sesuai dengan konten situs yang ingin Anda buat. Misalkan, Anda memiliki bisnis jasa pembuatan desain. Ketikkan “design” di kolom pencarian, maka akan muncul banyak saran kata kunci lainnya dari satu kata tersebut.
Jika ingin beriklan, Anda juga bisa mempertimbangkan Top of Page Bid dari tiap kata. Namun, jika hanya untuk listing keywords, Anda tinggal memilih kata kunci dengan mempertimbangkan Average Monthly Searches. Selanjutnya, bisa gunakan MS Excel, Google Sheet, atau lainnya untuk menuliskan keywords tersebut.
Google Keyword Planner
- SEMRush
Tools lainnya yang dapat Anda coba adalah SEMRush. Dengan menggunakan SEMRush, Anda bisa melihat keywords apa saja yang digunakan oleh kompetitor atau benchmark produk.
Sebagai saran, jangan mencari kompetitor yang terlalu besar atau ‘jauh’ dari cakupan bisnis Anda. Cukup cari yang ‘selevel’ atau setara saja. Misalnya, jika Anda akan berjualan ayam krispi, jangan menjadikan KFC atau McD sebagai rival. Cukup gunakan brand lain yang masih sama-sama start up.
SEMRush
Cara menggunakannya dimulai dengan memasukkan domain situs kompetitor ke kolom pencarian. Kemudian, klik “Organic Research” lalu klik “position” untuk melihat kata-kata kunci yang mereka gunakan di Google.
Baca Juga : Cara Kerja SEO
Kesimpulan
Itulah beberapa cara untuk meriset keywords SEO serta beberapa tools gratis yang bisa Anda gunakan. Tetap berlatih dalam mempelajari dan meningkatkan SEO karena kepiawaian juga ditentukan oleh pengalaman. Selamat mencoba!