Skip links

Pentingkah Self Branding Untuk Bisnis? Cari Tahu Disini yuk!

Di dunia kerja dan usaha, persaingan begitu ketat. Tanpa ciri khas yang unik dan konsisten, akan sulit untuk berkembang. Disinilah perlunya pemahaman mengenai apa itu self branding.

Table of Contents

Membentuk citra diri yang mudah dikenali tetapi berimbas kuat adalah hal yang cukup menantang. Memahami apa itu self branding saja terkadang tidak cukup. Pada praktiknya membentuk citra memerlukan konsistensi dan pengenalan terhadap potensi diri.

Self branding bukan hanya untuk selebritas atau pengusaha, melainkan juga setiap orang. Karena itulah pada tulisan kali ini akan membahas dasar membentuk citra diri serta cara memaksimalkannya.

Apa itu self branding

Sebelum sampai di pembahasan utama, ada baiknya kita mengenal dahulu apa itu self branding. Self atau personal branding adalah  strategi untuk melekatkan citra pada diri seseorang.

Bisa dikatakan bahwa self branding merupakan langkah intensif untuk membangun persepsi orang lain terhadap individu. Baik tentang prestasi, kepribadian, dan kompetensinya guna mendukung perkembangan karir dan usaha serta pengaruhnya di tengah khalayak.

Self branding akan mendefinisikan 3W tentang seseorang:

  • Who is he/she
  • What has he/she done
  • What will he/she do

Self branding dikatakan sukses ketika citra atau image yang terbentuk mulai dikenal dan melekat.

Misalnya saat disebut nama Elon Musk, maka persepsi yang muncul adalah pengusaha sukses pemilik Tesla. Dalam versi apapun, ketika ia muncul sebagai pembicara atau bahkan di suasana santai, citra tersebut akan tetap melekat.

Tokoh lain dengan personal branding yang kuat adalah Donald Trump dan Oprah Winfrey. Suka atau tidak, Trump sangat lekat dengan citra kesuksesan dan kepemimpinan. Sementara Oprah sebagai citra wanita sukses berkepribadian dan empati kuat.

Manfaat self branding

Setelah memahami tentang apa itu self branding, kini saatnya melihat apa saja manfaatnya. Dalam dunia kerja dan bisnis yang kompetitif, menjadi unik dan positif adalah hal yang penting.

Penguatan citra akan mendukung tujuan yang ingin dicapai, karena itulah personal branding dibutuhkan. Setidaknya ada sembilan manfaat membangun citra diri positif yang kuat, yaitu:

Memperkuat posisi

William Arruda, founder CareerBlast dan penulis buku-buku personal branding mengatakan bahwa self branding akan membuat nama melekat di benak orang lain dengan citra yang kuat. 

Self branding mendorong seseorang untuk mengungkap citra diri yang unik, positif, dan menjalaninya dengan bangga.

Dalam self branding, seseorang harus menjadi versi terbaik dirinya sendiri secara alami, bukan dibuat-buat. Artinya, harus mampu menemukan sisi terbaik untuk ditunjukkan pada khalayak.

Memperluas jaringan

Self branding menyesuaikan jati diri seseorang dengan perbuatan dan bagaimana melakukan sebuah pekerjaan. Jika bisa mencerminkan itu, maka akan mudah dalam berjejaring.

Semakin banyak yang mengenal, maka kepopularitasan juga naik. Dengan demikian akan menambah jaringan, sehingga berpeluang mencapai tujuan. 

Menambah popularitas

Andy Warhol seorang selebriti dan pionir self branding menyatakan bahwa di masa depan, semua orang bisa terkenal hanya dalam waktu lima belas menit. Untuk sekadar viral, tentu saja. Namun jika ingin memiliki posisi yang kuat selamanya di benak orang lain, jelas tidak bisa.

Dari sudut pandang self branding, seseorang bisa terkenal di kalangan yang memang mengetahui citranya. Ketika suatu kelompok dekat dan merasa akrab, memungkinkan saling berbagi nilai serta tujuan. Citra kuat di antara mereka akan mengangkat posisi hingga terkenal secara luas.

Mendapatkan lebih banyak peluang

Ketika menemukan brand yang cocok dengan diri dan berkomitmen untuk menerapkannya, maka akan membuat citra makin kuat. Alhasil popularitas naik, sehingga banyak orang mengenal dengan cara tidak terduga.

Individu dengan branding sukses akan menjadi magnet bagi lainnya untuk menawarkan kerja sama. Dengan demikian banyak kesempatan menjadi lebih berhasil serta mencapai tujuan.

Meningkatkan karir

Branding yang tepat juga dapat membantu meningkatkan karir. Portofolio yang bagus dibantu dengan pencitraan yang pas akan membuat perusahaan tertarik merekrut atau menjalin kerja sama.

Meningkatkan energi dalam menjalani peran

Self branding menghubungkan passion dengan pekerjaan saat ini tanpa meninggalkan fokus terhadap tujuan. Ada faktor alasan yang kuat untuk menjalani peran dan menunjukkan versi terbaik diri. 

Saat pekerjaan mendukung passion, maka akan membentuk kepuasan dalam diri. Ini mendorong untuk selalu berenergi serta bersemangat dalam menjalani kegiatan.

Lebih sejahtera

Percaya atau tidak, orang akan rela membayar tinggi untuk branding yang kuat. Itu sebabnya para influencer dibayar mahal, karena citra yang mereka ciptakan menarik banyak viewer.

Contohnya begini, membeli double espresso di Starbucks tiga kali lebih mahal daripada di kedai kopi biasa karena brand tersebut kuat dan terkenal. Orang rela membayar tinggi bukan karena produknya, melainkan pengalaman mendapatkannya.

Meningkatkan rasa percaya diri

Poin ini adalah manfaat yang paling besar dari self branding. Kesadaran diri di awal membangun brand, seiring proses akan berubah menjadi keyakinan.

Ketika branding yang dilakukan mulai menghasilkan, entah itu peluang, pendapatan, ilmu, atau jaringan, keyakinan akan terus meningkat. Lambat laun Anda merasa sangat yakin  menjalani karir dan menjadi diri sendiri.

Lebih mudah mencapai tujuan

Ketika self branding telah membukakan peluang, meningkatkan nilai diri dan memperkuat posisi serta popularitas. Maka saat itulah seseorang lebih dekat dengan tujuan.

10 Cara memaksimalkan self branding

Memahami apa itu self branding dan mengetahui manfaatnya membantu dalam merancang citra. Disisi lain, ada cara yang harus dilakukan agar proses sesuai harapan.

Tentukan fokus Anda

Menurut  Cooper Harris, SEO Klickly dalam salah satu podcastnya, ketidak puasan seseorang tehadap satu citra saja, membuat mereka berusaha mencapai ‘yang terbaik versi orang lain’. Hal ini justru akan membingungkan dan melemahkan branding.

Misalnya seorang blogger tadinya fokus pada isu dan tema seputar parenting. Namun di tengah jalan, rupanya ia mulai mencitrakan sebagai herbalis atau bahkan penjual online. Akhirnya tidak ada satupun brand yang melekat padanya. 

Solusinya yakni ambil satu saja fokus yang paling mendekati diri sendiri dan konsisten membangunnya. Siapapun dapat melakukan self branding, dari artis hingga pemilik toko online. Asalkan fokus pada niche yang dipilih dan sesuaikan dengan demografi target.

Mengeksplorasi sisi unik

Semakin tulus dan asli, maka orang lain akan tertarik untuk mengikuti dan mencari tahu. Salah satu caranya yakni melalui status media sosial.

Jadilah unik dan tulus karena akan lebih mudah membangun branding berdasarkan jati diri asli. Maka tidak perlu menjadi citra lain, tetapi cukup menjalankan secara konsisten serta memberikan pengaruh positif.

Manfaatkan strategi storytelling

Teknik storytelling dapat meningkatkan jumlah audiens potensial. Bukan menceritakan branding diri, melainkan tentang hal-hal di sekitar. Cara paling efektif adalah bercerita secara naratif dan mengajak audiens untuk terlibat (interaktif). 

Orang lebih tertarik mendengar cerita seputar apa yang sedang terjadi, keunikan menyampaikan narasi hingga melekat di ingatan banyak audiens. Influencer lokal yang cukup berhasil menjalankan cara ini diantaranya adalah Jayaning Hartami, Raditya Dika, dan Arham Kendari.

Konsisten

Konsistensi harus dijalankan secara bersamaan di dua lini, online dan offline. Ini juga ditunjukkan dari intensitas komunikasi, pemahaman serta kemampuan melibatkan audiens dalam setiap konten. 

Selain itu, pilihlah sesuatu yang unik dan dapat diasosiasikan secara cepat dengan brand, sehingga orang akan mengingat nama ketika mendengar frasa tersebut. Misalnya:

  • Stand up comedy: Raditya Dika
  • Podcast: Dedy Corbuzier
  • Teknologi: Elon Musk
  • Buku-buku biografi: Alberthiene Endah.

Konsistensi juga termasuk menggunakan ciri yang sama di semua konten. Misalnya frasa, maskot, tagline, kalimat penutup, dan lain sebagainya. McDonald dengan I’m lovin it atau jargon ashiaap dari Atta Halilintar.

Bersiap menghadapi kegagalan

Proses branding bukan hal yang dapat berlangsung cepat dan spontan. Selain membutuhkan fokus dan konsistensi, seringkali seseorang harus mencoba beberapa brand sebelum menemukan sesuatu yang benar-benar cocok dengannya.

Alberthiene Endah harus menjalani proses sebagai penulis novel dan wartawan terlebih dahulu, sebelum menemukan niche sebagai penulis biografi tokoh-tokoh terkenal. 

Baik personal maupun perusahaan menghadapi berbagai trial and error, kesalahan dan kegagalan hingga mampu membangun brand yang sempurna.

Ciptakan pengaruh positif

Setelah membangun branding diri beberapa periode, ada dua jalan untuk melanjutkan penguatan. Mencoba niche yang lain atau mempertahankan citra yang sama dan mengokohkan diri di tengah komunitas.

Ingatlah bahwa jejak yang ditinggalkan berpengaruh pada reputasi dan branding yang sedang dibangun. Karenanya, pertahankan perilaku positif. Hal itu akan mempertahankan gambaran citra diri yang baik dalam waktu lama.

Belajar dari orang sukses

Mempelajari bagaimana para tokoh membangun citra diri juga dapat menjadi bahan bakar dalam melakukan proses branding

Salah satunya adalah memperhatikan bagaimana para selebriti dan orang-orang berpengaruh melakukan branding diri. Lalu memperhatikan tren dan bahasan yang sedang viral di berbagai platform, serta meniru semua itu dengan improvisasi. Kata lainnya adalah melakukan ATM (Amati, Tiru, Modifikasi).

Berbeda dengan saat memilih niche, kali ini hindari terfokus pada satu topik saja. Luaskan pandangan, cermati berbagai media sosial, dan gunakan kreativitas untuk mengolahnya.

Biarkan cerita Anda disebarkan oleh orang lain

Pemasaran terbaik adalah promosi dari mulut ke mulut. Merancang branding diri di ranah publik juga menganut aturan ini. Personal branding yang sukses akan menjadikan seseorang topik pembicaraan, namun pastikan dalam hal positif. 

Bawa branding Anda dalam keseharian

Membangun citra diri tidak sama dengan hidup dalam dua dunia dan kepribadian. Seperti yang disebutkan sebelumnya, branding yang baik ialah menjadi diri sendiri. 

Dengan pemahaman tersebut, citra yang dibangun tidak akan terlihat seperti bagian pekerjaan saja. Tetapi juga kepribadian yang memang tulus ada di dalam diri.

Tinggalkan ‘warisan’ yang abadi

Salah satu tokoh dengan branding kuat dan abadi adalah Diana Spencer, Putri Wales. Citra diri yang ditunjukkannya benar-benar tulus. Bahkan tidak goyah walaupun berbagai stigma negatif pernah menghampirinya. Dari masalah perselingkuhan hingga kesehatan mental.

Diana memiliki warisan citra diri yang dibangunnya dengan reputasi dan dukungan dari orang-orang yang mengenalnya. Membangun itu adalah proyek seumur hidup secara konstan mempengaruhi dan berubah. 

Tidak mudah memang, memiliki citra yang terus positif dan cemerlang, tapi ini adalah satu-satunya cara untuk menjadikan branding abadi.

Kesimpulan

Self branding adalah proses membangun image atau citra diri dan menggiring opini orang lain tentang diri kita. Proses ini jangka panjang, membutuhkan konsistensi dan mungkin akan menimbulkan beberapa kegagalan.

Namun manfaatnya sangat besar bagi perkembangan karir, kemajuan usaha, mendapatkan peluang dan meningkatkan kepercayaan diri.  Pastikan selalu bersikap positif guna membentuk citra yang yang baik selamanya.

Leave a comment