Pahami Arti Konsumen, Tujuan Bisnis Bisa Tercapai!
Table of Contents
Arti konsumen adalah pihak yang menggunakan barang dan jasa dari perusahaan untuk keperluan pribadi sesuai dengan preferensi, kepercayaan dan kebutuhan. Bisa dibilang mereka yang membantu pertumbuhan sebuah bisnis.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui arti konsumen secara detail dan hal-hal yang berkaitan dengan mereka. Simak penjelasan di bawah ini yuk!
Perbedaan arti konsumen, pelanggan, dan klien
Di atas telah dijelaskan bahwa arti konsumen adalah orang yang punya keputusan membeli suatu produk. Namun dalam bisnis juga dikenal pelanggan dan klien yang perannya kurang lebih hampir sama. Lalu apakah perbedaan ketiganya?
Berbeda dengan arti konsumen, pelanggan merupakan orang yang membayar barang atau jasa dari sebuah perusahaan, sehingga mendapat status kepemilikan setelah membeli. Biasanya mereka bersifat loyal dan sudah menjadi pembeli tetap, memberikan review bagus serta mendukung bisnis.
Hal yang membedakannya dengan konsumen adalah sebagai berikut:
- Arti konsumen adalah mereka yang menikmati atau menggunakan suatu produk terlepas dari membelinya sendiri atau diberi.
- Sedangkan pelanggan adalah mereka yang membayar barang dan jasa entah untuk dipakai sendiri atau diberikan pada orang lain.
Sementara itu, klien adalah orang yang membayar untuk jasa dari sebuah perusahaan. Artinya, mereka akan membayar agar bisa mendapat solusi, saran, dan hasil pemikiran alias bukan berupa barang.
Meskipun arti konsumen, pelanggan dan klien berbeda, namun ketiga aspek tersebut penting untuk tujuan bisnis. Mereka memegang peranan penting dalam keberlangsungan sebuah usaha di masa mendatang.
Perilaku konsumen dan pentingnya untuk bisnis
Karena arti konsumen memiliki peran vital bagi bisnis, maka penting untuk selalu menjaga kepuasan mereka. Kepuasan konsumen ini bisa dicapai dengan mempelajari perilaku.
Perilaku konsumen merupakan segala tindakan dan proses menentukan keputusan dalam transaksi barang atau jasa untuk diri sendiri. Beberapa alasan mengapa mempelajari ini sangat penting ialah untuk perkembangan bisnis yang meliputi:
- Mempermudah pengelompokan konsumen
- Bisa menciptakan produk yang terus diingat oleh konsumen
- Bantu merancang teknik marketing yang lebih relevan
- Memprediksi tren pasar
- Menciptakan keunggulan dalam kompetisi pasar
- Bantu menciptakan inovasi terbaru untuk produk yang dihasilkan
- Meningkatkan pelayanan terhadap konsumen
- Menjaga relevansi barang atau jasa dengan kondisi pasar
Dalam mempelajari perilaku konsumen, perusahaan bisa memerhatikan beberapa hal penting seperti jenis produk yang dibeli, alasan membeli, waktu pembelian, frekuensi, dan tujuan.
Anda bisa menggunakan poin-poin tersebut untuk membuat sebuah produk yang nantinya bisa memenangkan persaingan dengan kompetitor.
Bagaimana menentukan target konsumen?
Agar produk yang dihasilkan bisa menarik minat, maka penting untuk memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen. Oleh karena itu, pebisnis perlu menentukan siapa saja yang menjadi target penawaran.
Cobalah ikuti cara-cara berikut untuk menentukan target konsumen:
1. Analisa penawaran
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menentukan target pasar adalah menganalisa penawaran.
Di sini, pebisnis akan menganalisa seberapa berpengaruh produk atau jasa yang akan ditawarkan terhadap kebutuhan yang ada serta kepada kelompok masyarakat seperti apa produk akan ditawarkan.
2. Riset pasar
Setelah menganalisa penawaran, selanjutnya adalah melakukan riset pasar. Tujuannya untuk melihat kondisi market seperti jumlah kompetitor, bagaimana respon konsumen, serta menemukan informasi demografis. Adapun beberapa tools yang bisa membantu langkah ini antara lain seperti Google Trends, Alexa, dan Quantcast.
3. Membuat profil konsumen dan segmentasi pasar
Pembuatan profil konsumen dan segmentasi pasar merupakan langkah pengelompokan yang sangat penting untuk menentukan target.
Adapun pembuatan dari kedua aspek tersebut bisa dilakukan dengan mendasarkannya pada data demografis atau psikologis masyarakat, sehingga bisa memudahkan dalam membagi konsumen menjadi kelompok tertentu.
4. Analisa kompetisi
Setelah penentuan target pasar, para pebisnis perlu menganalisa seluk beluk kompetisi yang terjadi. Ini bisa dilakukan dengan bantuan tools seperti yang telah disebutkan di atas.
Tujuan langkah itu adalah untuk mendapatkan gambaran seputar persaingan yang akan terjadi sebelum membuat suatu produk.
Dalam prosesnya, pebisnis perlu memerhatikan hal-hal seperti bagaimana kualitas produk yang bisa bersaing di pasaran, kekuatan dalam memikat konsumen, serta poin pembeda dengan pesaingnya.
Tips memengaruhi psikologi konsumen
Ada beberapa tips yang bisa diterapkan pada bisnis dan marketing untuk memengaruhi psikologi konsumen. Berikut daftarnya:
1. Gunakan warna tertentu
Dalam sebuah bisnis, warna berperan bukan sebagai pelengkap atau estetika semata, tapi juga pengatur psikologi konsumen.
Penerapan warna pada logo, tulisan merek, dan kemasan bisa jadi memengaruhi keinginan konsumen untuk berinteraksi dengan bisnis yang ditawarkan.
Beberapa warna yang menurut pebisnis memiliki makna tersendiri, yakni
- Kuning biasanya bermakna belanja online.
- Biru melambangkan kepercayaan.
- Merah melambangkan urgensi.
- Oranye sangat cocok untuk kata-kata Call to Action (CTA).
- Hitam melambangkan mewah dan mahal.
- Pink melambangkan feminisme.
- Ungu memiliki arti menenangkan.
2. Manfaatkan FOMO
Memengaruhi psikologi konsumen bisa dilakukan dengan memanfaatkan FOMO (Fear of Missing Out) alias ‘ketakutan’ bila kehabisan barang atau ketinggalan tren tertentu, sehingga mereka akan cepat-cepat membeli suatu produk bahkan mungkin dalam jumlah banyak.
Umumnya, pebisnis yang ingin memanfaatkan trik ini akan menggunakan kata-kata seperti ‘Beli sekarang juga!’, ‘Stok terbatas!’, ‘Produk tersisa 3 unit lagi!’ dan lain-lain.
3. Gunakan decoy effect
Decoy effect adalah trik untuk memengaruhi pikiran konsumen agar mengganti pilihan dengan suatu produk yang secara keseluruhan lebih menguntungkan. Teknik ini banyak dipakai oleh perusahaan sebagai ‘pemancing’ minat terhadap produk yang lebih besar dan banyak.
Contoh dari decoy effect misalnya seperti makanan atau minuman yang tersedia dalam ukuran kecil, sedang, dan besar (large). Adapun harga yang ditetapkan misalnya Rp20.000 untuk kemasan kecil, Rp25.000 untuk kemasan sedang, dan Rp35.000 untuk kemasan besar.
Ketika menawarkan pada konsumen ukuran kecil atau besar, maka mereka jelas akan memilih harga yang lebih murah. Namun bila size sedang dimasukkan, maka timbul pikiran lebih baik menambah Rp5.000 untuk mendapat jumlah yang lebih banyak.
4. Buat jingle, jargon, atau kata-kata khas
Beberapa produk mungkin terlihat biasa saja di mata konsumen dan tidak terlalu menarik untuk diingat. Namun, hal itu menjadi berbeda ketika memiliki jingle, jargon, atau kata-kata khas yang menggambarkan.
Sebut saja McDonalds dengan jingle I’m lovin’ it, Oreo dengan ‘diputar, dijilat, dicelupin’, atau Le Minerale dengan ‘ada manis-manisnya’.
5. Gunakan konsep timbal balik
Agar konsumen tertarik dengan brand berikut produk yang ditawarkan, cobalah untuk menerapkan konsep timbal-balik dalam penjualan. Konsep ini mengusung pemberian reward atau hadiah sebagai bentuk apresiasi atas pembelian produk.
Contoh penggunaan konsep ini yaitu distributor smartphone yang memberikan earphone atau bluetooth speaker sebagai hadiah pembelian, serta beberapa produk makanan cepat saji yang menambahkan es teh atau air mineral gratis pada setiap pembelian satu paket.
Kesimpulan
Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa arti konsumen adalah sekelompok orang yang membeli dan menikmati sebuah produk dari penawaran bisnis. Mereka bisa saja berubah menjadi pelanggan apabila puas dengan apa yang telah diberikan oleh Anda.
Memerhatikan konsumen adalah hal yang penting terutama bila berkaitan dengan aspek lain seperti perilaku dan manfaatnya, penentuan target pasar, dan tips memengaruhi psikologi. Setelah mengetahui arti konsumen, kini saatnya terapkanlah tips di atas untuk bisnis!